Beranda | Artikel
Pengkhianatan Istri Nabi Nuh Dan Istri Nabi Luth
Rabu, 25 April 2018

PENGHIANATAN ISTRI NABI NUH DAN ISTRI NABI LUTH

Pertanyaan.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ

Allâh menjadikan isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh di antara para hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allâh; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”. [At-Tahrîm/66:10]

Dalam hal apakah kedua wanita tersebut mengkhianati suami mereka?

Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah menjawab:
Pertama : Ayat ini adalah perumpamaan yang dibuat oleh Allâh Azza wa Jalla untuk menjelaskan tentang keberadaan orang-orang kafir ditengah kaum Muslimin. Keberadaan mereka ditengah kaum Muslimin tidak mendatangkan manfaat apapun untuk orang-orang kafir tersebut selama mereka tidak memeluk agama Islam. Pada hari kiamat, mereka akan dimasukkan ke neraka. Hubungan kekeluargaan mereka dengan Muslim atau pergaulan mereka dengan kaum Muslimin ataupun ikatan pertemanan mereka dengan kaum Muslimin tidak akan bermanfaat sama sekali buat mereka, karena bukan kaum Muslimin.

Kedua : Tentang jenis pengkhianatan yang dilakukan oleh isteri Nabi Nuh dan isteri Nabi Luth Alaihis Salam, maka itu adalah pengkhianatan dalam agama. Karena kedua wanita tersebut tetap berada dalam kekafiran mereka. Dengan demikian, keduanya mengkhianati suami-suami mereka dalam agama, karena mereka tidak memeluk agama suami-suami mereka. Ini dianggap sebentuk pengkhianatan. Pengkhianatan ini bukan pengkhianatan dalam kehormatan (dengan berbuat zina-red), karena tempat tidur para Nabi ma’shum (terjaga kesuciannya-red). Tidak mungkin ada nabi yang menikahi wanita yang berkhianat dalam masalah kehormatan. Para nabi itu ma’shum dan tempat tidur mereka juga ma’shum.

Jadi yang dimaksud dengan khiatan dalam ayat di atas adalah pengkhiatan dalam masalah agama.

Ada juga yang mengatakan bahwa pengkhiatan isteri Nabi Nuh terhadap beliau Alaihis Salam yaitu dengan memberitahukan kepda orang-orang kafir mengenai rahasia-rahasia nabi Nuh Alaihis Salam . wanita tersebut menyifati beliau Alaihis Salam sebagai lelaki gila. Sementara pengkhianatan isteri Nabi Luth Alaihis Salam terhadap beliau Alaihis Salam yaitu dengan memberitahukan kepada kaumnya akan kedatangan para tamu Nabi Luth supaya mereka bisa berbuat tidak senonoh para tamu tersebut.

Kedua isteri tersebut telah mengkhianati para suami mereka dalam amanah (kepercayaan) dari sisi keharusan menjaga rahasia dan tidak menyebarkannya. Inilah jenis pengkhianatan yang mereka lakukan.

Kesimpulannya, pengkhianatan yang dilakukan kedua wanita tersebut terhaadp para suami mereka bukan pengkhiatan yang berkaitan dengan kehormatan diri, namun pengkhianatan dalam masalah agama atau pengkhianatan dalam masalah keharusan menjaga rahasia.

(Majmu’ Fatawa Fadhilatis Syaikh Shalih Fauzan, hlm. 130)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XX/1437H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/8944-pengkhianatan-istri-nabi-nuh-dan-istri-nabi-luth.html